Senin, 27 April 2020

Dualisme Argumentasi dalam Teks Eksposisi

Kabid Dikdas
Dualisme argumentasi adalah adanya dua argumen yangg saling bertentangan yaitu argumen yang mendukung dan argumen yang menolak. Dalam menulis teks eksposisi tidak boleh bersikap dualisme, melainkan harus satu sisi, keuntungan atau kerugian; bukan sisi keuntungan dan kerugian. Teks eksposisi merupakan teks yang berisi pernyataan pendapat yang disertai dengan argumentasi yang diyakini kebenarannya melalui pengungkapan fakta untuk mempertahankan opini dan sebagai penjelasan atas argumentasi dari penulis teks. Untuk dapat mempertahankan opini sebaiknya hindari dualisme argumentasi.

Teks eksposisi yang ideal hanya memiliki satu sisi argumentasi. Artinya, dalam teks tersebut hanya membahas satu sisi mendukung saja atau hanya menentang, bermanfaat atau merugikan, setuju atau menolak. Teks eksposisi yang ideal tidak memiliki dualisme argumentasi yang disampaikan. Dualisme pada teks eksposisi dapat kita ketahui dari judul dan konjungsi yang digunakan atau melalui diksi atau pilihan kata yang menunjukkan lawan kata (antonim). Diperlukan kejelian dan kecermatan untuk menganalisis adanya dualisme argumentasi pada teks eksposisi.

Untung Rugi Perdagangan Bebas
StrukturKalimat
Pernyataan pendapat (tesis)Perdagangan bebas yang diusung oleh sebuah negara dipastikan dapat menguntungkan atau merugikan negara yang bersangkutan. Dampak negatif kebijakan politik negara di sektor ekonomi ini mudah kita temukan di Indonesia.

Perdagangan luar negeri memang berperan penting untuk menciptakan penggunaan sumber daya secara efisien. Setiap negara akan memproduksi barang spesialisasinya dan produksi itu memberikan keunggulan mutlak untuk meningkatkan pendapatan nasionalnya. Kenaikan pendapatan semacam itu tidak akan diperoleh jika perdagangan antarnegara dibatasi.
ArgumentasiPenjelasan mengenai perdagangan bebas tidak hanya berkisar keunggulan mutlak, tetapi juga keunggulan komparatif. Sebagai ilustrasi, Inggris dapat memproduksi satu unit pakaian dalam satu tahun dengan tenaga 100 orang buruh dan satu unit anggur dengan tenaga 120 buruh. Sementara itu, Portugal hanya memerlukan 90 orang buruh untuk satu unit pakaian dan 80 orang buruh untuk satu unit anggur.

Dalam ilustrasi itu, Portugal memiliki keunggulan mutlak dalam dua barang tersebut. Namun, Inggris dan Portugal masih akan mendapatkan untung apabila mereka memiliki hubungan perdagangan. Portugal lebih beruntung jika memproduksi anggur dan Inggris tidak terlalu merugi jika memproduksi pakaian. Dengan memproduksi barang yang unggul secara komparatif, dua negara itu dapat meraih untung. Dengan menekankan keuntungan spesialisasi dan pertukaran, perdagangan internasional meningkatkan efisiensi, perolehan laba dan standar hidup, serta jumlah komoditas yang tersedia.

Di sisi lain, gerakan proteksionisme tetap menentang teori pasar bebas. Pendukung perdagangan bebas sering dicap sebagai kelompok neoliberalis, kapitalis, dan pro-barang impor atau pro-asing. Pemerintah diminta tidak terlalu liberal agar kesejahteraan nasional meningkat. Dalam hal ini, pemerintah Indonesia terbukti membuat neraca perdagangan makin tidak berimbang. Pertumbuhan ekspor lebih rendah daripada impor. Indikatornya terlihat dari rendahnya rata-rata bea masuk barang impor ke Indonesia.

“Saat ini bea masuk barang impor yang diterapkan pemerintah rata-rata 6,8 persen,” kata seorang peneliti ekonomi Indonesia. Ekonom itu membandingkan Indonesia dengan negara lain, seperti Cina yang telah mematok tarif bea masuknya rata-rata 10 persen. Politik antidumping Indonesia sangat lemah sehingga kinerja impor meningkat dan kinerja ekspor menurun. 
Penegasan ulang pendapatPenerapan perdagangan bebas masih perlu kita pertimbangkan lebih berhati-hati di Indonesia. Selama dampak negatif belum dapat terukur, Indonesia tidak dapat diharapkan memperoleh untung dari perdagangan bebas. Kerugian negara akan sangat besar ketika kita salah langkah menerapkan perdagangan bebas.
(Diambil dari berbagai sumber, terutama Sinar Harapan, 17 Oktober 2012)

Berdasarkan isi teks itu, tentukanlah apakah pernyataan berikut ini benar (B), salah (S), atau tidak terbukti benar salahnya (TT) dengan membubuhkan tanda centang (√) pada pilihan kalian. Untuk menentukan jawaban, kalian tidak perlu berpedoman pada pengetahuan umum atau pengetahuan yang telah kalian miliki, tetapi tetap bisa berpedoman pada informasi yang diberikan dalam teks tersebut.
NoPernyataanBSTT
1.Politik perdagangan Indonesia sangat liberal.--
2.Negara Cina sangat protektif.--
3.Inggris adalah pengekspor anggur.--
4.Portugal adalah pengimpor produk pakaian.--
5.Kinerja ekspor Indonesia makin kuat.--
6.Setiap negara memiliki produk unggulan.--
7.Perdagangan bebas tidak cocok untuk negara
berkembang.
--
8.Indonesia tidak ingin menerapkan politik antidumping.--
9.Politik antidumping berhasil diterapkan di Eropa.--
10.Politik antidumping berhasil diterapkan di Eropa.--

Dualisme Argumentasi
Teks tersebut bukan merupakan teks eksposisi yang ideal dalam hal dualisme argumentasi yang disampaikan. Dualisme dalam teks "Untung Rugi Perdagangan Bebas" dapat dilihat pada bagian.
  1. Judulnya yaitu “Untung Rugi Perdagangan Bebas” 
  2. Konjungsi di sisi lain , yaitu sisi keuntungan dan sisi kerugian yang terdapat pada paragraf 5.

Konjungsi dapat digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi. Idealnya argumentasi tidak disajikan secara acak. Artinya, suatu jenis konjungsi dapat digunakan dengan menggabungkannya dengan konjungsi yang sejenis dalam suatu kalimat yang saling berkorelasi sehingga membentuk koherensi antarkalimat. Dapat pula mengombinasikan beberapa jenis konjungsi dalam suatu teks sehingga tercipta keharmonisan makna maupun struktur.

Seperti konjungsi temporal seperti mula-mula, kemudian, lalu, setelah itu, akhirnya dapat digunakan bersamaan dalam satu teks eksposisi. Konjungsi temporal seperti itu dapat digunakan untuk menata argumentasi dengan cara mengurutkan dari yang penting menuju ke yang kurang penting atau sebaliknya. Konjungsi sebab-akibat dapat digunakan untuk menyuguhkan informasi asal-muasal suatu peristiwa atau kejadian dan efek yang ditimbulkan dari kejadian tersebut. Konjungsi penegasan seperti pada kenyataannya, kemudian, lebih lanjut, bahkan digunakan untuk mengurutkan informasi dari yang kuat menuju yang lemah atau sebaliknya. Lebih lanjut lagi berikut ini adalah jenis konjungsi yang dapat ditemukan pada teks eksposisi :
  1. Konjungsi waktu : sesudah, setelah, sebelum, lalu, kemudian, setelah itu 
  2. Konjungsi gabungan : dan, serta, dengan
  3. Konjungsi pertentangan : tetapi, akan tetapi, namun, melainkan, sedangkan
  4. Konjungsi pilihan : atau
  5. Konjungsi penegasan/penguatan : bahkan, apalagi, hanya, lagi pula, itu pun
  6. Konjungsi pembatasan : kecuali, selain, asal
  7. Konjungsi tujuan : agar, supaya, untuk
  8. Konjungsi persyaratan : kalau, jika, jikalau, bila, asalkan, bilamana, apabila
  9. Konjungsi perincian : yaitu, adalah, ialah, antara lain, yakni
  10. Konjungsi penjelasan : bahwa
  11. Konjungsi sebab akibat : karena, sehingga, sebab, akibat, akibatnya
  12. Konjungsi perbandingan : bagai, seperti, ibarat, serupa
  13. Konjungsi penyimpulan :oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, dengan demikian

Pada  teks eksposisi di atas sharusnya argumentasi hanya dari satu sisi yaitu dari sisi yang menguntungkan saja atau yang merugikan saja. Selain dari judulnya dan konjungsi, ada bukti-bukti lain bahwa teks di atas mengandung dua sisi argumentasi yaitu :
  1. Perdagangan bebas yang diusung oleh sebuah negara dipastikan dapat menguntungkan atau merugikan negara yang bersangkutan.
  2. Di sisi lain, gerakan proteksionisme tetap menentang teori pasar bebas.

Jelaskan prinsip manakah yang dianut Indonesia. Setuju atau tidak setujukah Anda dengan perdagangan bebas? Indonesia menganut sistem ekonomi perdagangan bebas. Tidak setuju karena ditinjau dari aspek perekonomian dalam negeri, perdagangan bebas sangat merugikan karena dapat mengancam petumbuhan industri dalam negeri dikarenakan banyak orang lebih memilih mengimpor barang dari luar negeri dibandingkan membeli barang dalam negeri. Perdagangan bebas tidak perlu dilaksanakan karena dapat merugikan negara. Walaupun perdagangan bebas terkadang menguntungkan, tapi sebaiknya Indonesia tidak menerapkannya karena politik antidumping Indonesia sangat lemah, sehingga membuat kinerja impor meningkat dan kinerja ekspor menurun.